Macam – Macam Segehan :
Segehan Kepel Putih ;
Alas dari daun / taledan kecil yang berisi tangkih di salah satu ujungnya. taledan = segi 4, melambangkan 4 arah mata angin. Nasiputih 2 kepal, yang melambangkan Rwa Bhineda
Alas dari daun / taledan kecil yang berisi tangkih di salah satu ujungnya. taledan = segi 4, melambangkan 4 arah mata angin. Nasiputih 2 kepal, yang melambangkan Rwa Bhineda
a). Jahe,
secara ilmiah memiliki sifat panas. Semangat dibutuhkan oleh manusia tapi tidak boleh
emosional.
b). Bawang, memiliki sifat dingin.
Manusia harus menggunakan kepala yang
dingin dalam berbuat
tapi tidak boleh bersifat dingin terhadap masalah-masalah sosial
(cuek)
c). Garam, memiliki PH-0
artinya bersifat netral, garam adalah sarana yang
mujarab untuk
menetralisir berbagai energi yang merugikan manusia
(tasik pinaka panelah sahananing
ngaletehin). Diatasnya disusun canang genten.
Tetabuhan Arak, Berem, Tuak, adalah sejenis alkhohol, dimana alkhohol secara ilmiah sangat efektif dapat dipakai untuk membunuh berbagai kuman/bakteri yang merugikan. Oleh kedokteran dipakai untuk mensterilalat-alatke dokteran. Metabuh pada saat masege hadalah agar semua bakteri, Virus, kuman yang merugikan yang ada di sekitar tempat itu menjadi hilang/mati.
Tetabuhan Arak, Berem, Tuak, adalah sejenis alkhohol, dimana alkhohol secara ilmiah sangat efektif dapat dipakai untuk membunuh berbagai kuman/bakteri yang merugikan. Oleh kedokteran dipakai untuk mensterilalat-alatke dokteran. Metabuh pada saat masege hadalah agar semua bakteri, Virus, kuman yang merugikan yang ada di sekitar tempat itu menjadi hilang/mati.
SegehanKepel PutihKuning ;
Sama seperti segehan kepel putih, hanya saja salah satu nasinya diganti menjadi warna kuning.
Sama seperti segehan kepel putih, hanya saja salah satu nasinya diganti menjadi warna kuning.
Segehan Kepelwarna lima ;
Sama seperti segehan kepelputih, hanyasaja warna nasinya menjadi 5, yaitu putih, merah, kuning, hitam dan brumbun.
Sama seperti segehan kepelputih, hanyasaja warna nasinya menjadi 5, yaitu putih, merah, kuning, hitam dan brumbun.
Segehan Cacahan ;
Segehan ini sudah lebih sempurna karena nasinyasudah dibagimenjadi lima atau delapan tempat. Sebagai alas digunakan taledan yang berisikan tujuh atau Sembilan buah tangkih. Kalau menggunakan 7 (tujuh) tangkih; 5 tangkih untuk tempat nasi yang posisinya di timur, selatan, barat, uatara dan tengah. 1 tangkih untuk tempat untuk lauk pauknya yaitu bawang, jahe dan garam. 1 tangkih lagi untuk tempat base tampel, dan beras. Kemudian di atas disusun dengan canang genten. Kalau menggunakan 11 (sebelas) tangkih: 9 tangkih untuk tempat nasi yang posisinya di mengikuti arah mataangin. 1 tangkih untuk tempat untuk laukpauknyayaitu bawang, jahe dan garam. 1 tangkih lagi untuk tempat base tampel, dan beras. Kemudian di atas disusun dengan canang genten.
Segehan ini sudah lebih sempurna karena nasinyasudah dibagimenjadi lima atau delapan tempat. Sebagai alas digunakan taledan yang berisikan tujuh atau Sembilan buah tangkih. Kalau menggunakan 7 (tujuh) tangkih; 5 tangkih untuk tempat nasi yang posisinya di timur, selatan, barat, uatara dan tengah. 1 tangkih untuk tempat untuk lauk pauknya yaitu bawang, jahe dan garam. 1 tangkih lagi untuk tempat base tampel, dan beras. Kemudian di atas disusun dengan canang genten. Kalau menggunakan 11 (sebelas) tangkih: 9 tangkih untuk tempat nasi yang posisinya di mengikuti arah mataangin. 1 tangkih untuk tempat untuk laukpauknyayaitu bawang, jahe dan garam. 1 tangkih lagi untuk tempat base tampel, dan beras. Kemudian di atas disusun dengan canang genten.
Ke-empat jenis segehan di
atas dapat dipergunakan setiap kajeng klwion atau pada saat upacara – upacara kecil,
artinya dibebaskanpenggunaanya sesuai dengan kemampuan.
Segeh Agung ;
Merupakan tingkat segehan terakhir. segehan ini biasanya dipergunakan pada saatupacara piodalan, penyineban Bhatara, budal dari pemelastian, serta menyertai upacara bhutayadnya yang lebih besar lainnya. Untuk tingkatan rumahtangga, Segehan Agung dihaturkan saat hari PenampahanGalungan dan pada hariTawurAgungKesanga (Pengrupukan). Adapun isi dari segeh agung ini adalah; alasnya ngiru/ngiu, ditengahnya ditempatkan daksina penggolan (kelapanya dikupas tapi belum dihaluskan dan masih berserabut), segehan sebanyak 11 tanding, mengelilingi daksina dengan posisi canangnya menghadap keluar, tetabuhan (tuak, arak, berem dan air), pada acara-acara tertentu adajuga yang menambahkan dengan anak ayam yang masihkecil, sebelum bulu kincung (ekornya belum tumbuh bulu yang panjang) serta api takep (api yang dibuat dengan serabut kelapa yang dibuat sedemikianrupa sehingga membentuk tanda + atau tampak dara).
Adapun maksud simbolik banten ini adalah:
a). Alasnya ngiru/ngiu, merupakan kesemestan alam
b). Daksina, simbol kekuatanTuhan
c). Segehan sebanyak 11 tanding, merupakan jumlah dari pengider-ider (9 arah mataangin dan arah atas bawah) serta merupakan jumlah lubang dalam tubuh manusia diantaranya; 2 lubang mata, 2 lubang telinga, 2 lubang hidung, 1 lubang mulut, 1 lubang dubur, 2 lubang kelamin serta 1 lubang cakra (pusar).
d). Zat cair yaitu arak (putih/Iswara), darah (merah/Brahma), tuak (kuning/Mahadewa), berem (hitam/Wisnu) dan air (netral/siwa).
e). Anak ayam, merupakan simbol lobha, keangkuhan, serta semuasifat yang menyerupai ayam
d). Apitakep, api simbol dewa agni yang menghancurkan efek negatif, dan bentuk + (tampak dara) maksudnya untuk menetralisir segala pengaruh negatif.
Adapun tata cara saat menghaturkan Segehan Agung adalah pertama menghaturkan segehannya dulu yang berdampingan dengan apitakep, kemudian buah kelapanya dipecah menjadi lima, di taruh mengikuti arahmataangin, kemudian anak ayam di putuskan lehernya sehingga darahnya menciprat keluar dan dioleskan pada kelapa yang telah dipecahkan tadi, telor kemudian dipecahkan, di ”ayabin” kemudian ditutup dengan tetabuhan.
Merupakan tingkat segehan terakhir. segehan ini biasanya dipergunakan pada saatupacara piodalan, penyineban Bhatara, budal dari pemelastian, serta menyertai upacara bhutayadnya yang lebih besar lainnya. Untuk tingkatan rumahtangga, Segehan Agung dihaturkan saat hari PenampahanGalungan dan pada hariTawurAgungKesanga (Pengrupukan). Adapun isi dari segeh agung ini adalah; alasnya ngiru/ngiu, ditengahnya ditempatkan daksina penggolan (kelapanya dikupas tapi belum dihaluskan dan masih berserabut), segehan sebanyak 11 tanding, mengelilingi daksina dengan posisi canangnya menghadap keluar, tetabuhan (tuak, arak, berem dan air), pada acara-acara tertentu adajuga yang menambahkan dengan anak ayam yang masihkecil, sebelum bulu kincung (ekornya belum tumbuh bulu yang panjang) serta api takep (api yang dibuat dengan serabut kelapa yang dibuat sedemikianrupa sehingga membentuk tanda + atau tampak dara).
Adapun maksud simbolik banten ini adalah:
a). Alasnya ngiru/ngiu, merupakan kesemestan alam
b). Daksina, simbol kekuatanTuhan
c). Segehan sebanyak 11 tanding, merupakan jumlah dari pengider-ider (9 arah mataangin dan arah atas bawah) serta merupakan jumlah lubang dalam tubuh manusia diantaranya; 2 lubang mata, 2 lubang telinga, 2 lubang hidung, 1 lubang mulut, 1 lubang dubur, 2 lubang kelamin serta 1 lubang cakra (pusar).
d). Zat cair yaitu arak (putih/Iswara), darah (merah/Brahma), tuak (kuning/Mahadewa), berem (hitam/Wisnu) dan air (netral/siwa).
e). Anak ayam, merupakan simbol lobha, keangkuhan, serta semuasifat yang menyerupai ayam
d). Apitakep, api simbol dewa agni yang menghancurkan efek negatif, dan bentuk + (tampak dara) maksudnya untuk menetralisir segala pengaruh negatif.
Adapun tata cara saat menghaturkan Segehan Agung adalah pertama menghaturkan segehannya dulu yang berdampingan dengan apitakep, kemudian buah kelapanya dipecah menjadi lima, di taruh mengikuti arahmataangin, kemudian anak ayam di putuskan lehernya sehingga darahnya menciprat keluar dan dioleskan pada kelapa yang telah dipecahkan tadi, telor kemudian dipecahkan, di ”ayabin” kemudian ditutup dengan tetabuhan.
Mantra Masegeh ;
* Untuk segehan yang dihaturkan di sor pelinggih: Om atmatatwatma suddha mam swaha,
* Untuk segehan yang dihaturkan di sor pelinggih: Om atmatatwatma suddha mam swaha,
swasti swasti sarwabhuta sukha pradhana yanamah swaha.
* Untuksegehan di Pemesu/pintumasuk:
Om atmatattwama suddha mam swaha,
swasti swasti sarwa dhurga bucari bhyonamah swaha
* Untuk Segehan Agung: Om
sanghyang purusangkara, nugraha sira maring bhataridhurga,
nugraha siramaring sang
bhuta dengen ameng amengan dewa, iki tadah sajinira
segaagungiwakantiga, rihuwus ta
sira amangan tetadahan sajinira, aywa ta
sira anyengkalen manusanira ngastithi bhakti
maringWidhi. Om buktyantu dhurga bucari,
buktyantu sarwabhutanam,
buktyantu kalamawaca, buktyantu paisacasanggayam
bhyonamah swaha.
* Mantra menghaturkanTetabuhan
Arak-Berem-Tuak: Om ebeksegara, ebek danu,
ebek banyu
pramana ninghulun yanamahswaha.